MENTIMUN
A. SEJARAH MENTIMUN
Mentimun, timun,atau ketimun (Cucumis
sativus L.; suku labu-labuan
atau Cucurbitaceae) merupakan
tumbuhan yang menghasilkan buah yang dapat dimakan. Buahnya biasanya dipanen
ketika belum masak benar untuk dijadikan sayuran atau
penyegar, tergantung jenisnya. Mentimun dapat ditemukan di berbagai hidangan
dari seluruh dunia dan memiliki kandungan air cukup
banyak di dalamnya sehingga berfungsi menyejukkan. Potongan buah mentimun juga
digunakan untuk membantu melembabkan wajah serta
banyak dipercaya dapat menurunkan tekanan darah tinggi.
Habitus mentimun
berupa herba lemah
melata atau setengah merambat dan merupakan tanaman semusim: setelah berbunga
dan berbuah tanaman mati. Perbungaannya berumah satu (monoecious) dengan
tipe bunga jantan dan bunga hermafrodit (banci). Bunga pertama
yang dihasilkan, biasanya pada usia 4-5 minggu, adalah bunga jantan.
Bunga-bunga selanjutnya adalah bunga banci apabila pertumbuhannya baik. Satu
tumbuhan dapat menghasilkan 20 buah, namun dalam budidaya biasanya jumlah buah
dibatasi untuk menghasilkan ukuran buah yang baik.
Buah berwarna
hijau ketika muda dengan larik-larik putih kekuningan. Semakin buah masak warna
luar buah berubah menjadi hijau pucat
sampai putih.
Bentuk buah memanjang seperti torpedo.
Daging buahnya perkembangan dari bagian mesokarp, berwarna kuning pucat
sampai jingga terang. Buah dipanen ketika masih setengah masak dan biji belum
masak fisiologi. Buah yang
masak biasanya mengering dan biji dipanen, warnanya hitam.
Timun, Ketimun atau Mentimun adalah
golongan sayuran murah meriah dan mudah didapat sepanjang musim.
Mentimun tergolong tumbuhan jenis melon atau labu yang menghasilkan buah
yang dapat dimakan dan dapat dipanen ketika belum terlalu masak/matang
untuk dijadikan sayuran atau penyegar, tergantung dari jenisnya.
Dalam ilmu botani, nama latin mentimun adalah Cucumis sativus.
Penamaan tersebut didapat dengan
menerapkan sistem penamaan yang disebut Binomial Nomenclatur.
Sistem penamaan ini merupakan standar penamaan setiap jenis makhluk hidup berdasarkan
kesepakatan internasional. Untuk lebih jelasnya, simak cara penentuan nama
binomial berikut ini :
Pertama-tama, tentukan klasifikasi
dari makhluk hidup tersebut, dalam hal ini adalah buah mentimun itu sendiri.
Setiap makhluk hidup memiliki 7 level klasifikasi. Tiap klasifikasi menggunakan
bahasa latin. Dari ketujuh klasifikasi, ambil dua klasifikasi dengan level
terbawah, yaitu klasifikasi genus dan spesies.
Kedua nama ini kemudian digabungkan menjadi sebuah
nama latin yang resmi digunakan sebagai nama binomialnya.
Berikut
ini adalah nama latin dan klasifikasi mentimun :
Kingdom : Plantae (tumbuhan)
Division
: Magnoliophita (tumbuhan berbunga)
Class
: Magnoliopsida (tumbuhan berbiji belah alias
tumbuhan dikotil)
Ordo
: Curcubitales
Familie
: Curcubitaceae
Genus
: Cucumis
Species
: Sativus
Dari keterangan di atas, dapat
terlihat jelas bahwa buah mentimun memiliki genus “Cucumis” dan
species “Sativus”. Oleh sebab itu, nama latin mentimun yang
digunakan secara resmi di ilmu botani internasional adalah Cucumis
sativus.
Sebenarnya
di bawah spesies masih ada lagi klasifikasi yang disebut varietas atau ragam.
Misalnya, untuk buah mentimun, varietasnya antara lain adalah:
a) Mayapada, Memiliki panjang sekitar 16,0-16,5cm
, diameter sekitar 3,0-3,5cm , dan berat sekitar 120-130gram. Ujung buahnya
berbentuk meruncing dan warna buah hijau muda sampai sedang.
b) Panda, Memiliki panjang sekitar 17-18cm,
diameter sekitar 3,5-4cm, dan berat sekitar 120-150gram. Berbentuk lonjong dan
berwarna hijau muda.
c) Venus, Memiliki panjang sekitar 15-16cm,
berdiameter 3,5-4,0cm, dengan berat sekitar 120-130gram. Bentuknya langsing
dengan pangkal bulat, daging buahnya manis, sehingga sangat cocok untuk lalap.
Serta bertoleransi terhadap penyakit rebah batang dan antraknosa.
d) Mars, Memiliki panjang sekitar 15-18cm,
berpotensi hasil sekitar 21-30 ton/ha, dengan umur panen 34-55hari.
e) Pluto, Memiliki panjang sekitar 11-12,5cm,
berpotensi hasil sekitar 13-30 ton/ha, dengan umur panen 33-41hari.
f) Saturnus, Memiliki panjang sekitar
15,5-19,5cm, berpotensi hasil sekitar 23-35 ton/ha, dengan umur panen sekitar
32-52 hari.
Namun, tidak semua makhluk hidup
memiliki klasifikasi varietas. Oleh sebab itu, klasifikasi varietas tidak
dimasukkan sebagai nama latin resmi dalam sistem Binomial Nomenklatur.
Sehingga, nama latin mentimun tetap menggunakan nama genus dan species-nya
saja, menjadi Cucumis sativus.
B. CARA BUDIDAYA MENTIMUN ORGANIK
Mentimun atau Cucumis sativus merupakan
tanaman yang bisa beradaptasi pada berbagai jenis iklim. Namun, budidaya
mentimun lebih maksimal pada kondisi iklim kering dengan penyinaran penuh
pada suhu 21-27oC. Sedangkan ketinggian ideal
untuk budidaya mentimun adalah 1000-1200 meter dari permukaan laut. Meskipun
begitu mentimun masih bisa ditanam didataran rendah.
Budidaya mentimun organik membutuhkan
perawatan ekstra, karena tanaman ini rentan terhadap hama dan cuaca. Mentimun
akan lebih bagus ditanam pada tanah yang mengandung hara organik cukup banyak.
Tekstur tanah yang baik bagi tumbuh kembang tanaman ini berkadar liat rendah
dengan pH 6-7.
1. Penyiapan
benih mentimun
A.
Benih
Dalam
konteks budidaya mentimun, benih dituntut memiliki mutu tinggi sebab benih
harus mampu menghasilkan tanaman yang berproduksi maksimum. Benih dijamin
kwalitasnya dan memiliki mutu tinggi yakni benih yang bersertifikat. Benih
bersertifikat pada dasarnya telah lolos tes mutu benih yang meliputi: mutu
genetik ,mutu fisiologik dan mutu fisik
Mutu
benih mencangkup pengertian sebagai berikut:
1) Mutu genetik yang merupakan penampilan benih murni dari spesies
atau varietas tertentu yang menunjukan genetik dari tanaman induknya. Dengan
ciri mutu benih dan tanaman menyerupai sifat induknya.
2) Mutu fisiologik yang
mencakup kemampuan daya hidup atau viabilitas benih seperti daya kecambah
dan kekuatan benih. Dengan ciri mutu fisiologik benih yakni, kemampuan benih
dalam memecah kulit benih dalam proses perkecambahan dengan munculnya radikel
dan memanjangnya hipokotil serta kotiledon dan plumula ke atas permukaan tanah.
3)
Mutu fisik merupakan
penampilan benih bila dilihat kasat mata, antara lain ukurannya homogen,
bernas, bersih dari campuran benih lain maupun dari gulma dan bebas dari
kontaminasi
Budidaya mentimun biasanya memperbanyak
tanaman melalui biji. Cara mendapatkan benih yang baik adalah dengan menyeleksi
mentimun yang pangkalnya kecil namun buahnya panjang dan besar. Biarkan buah
mentimun tersebut masak dipohon. Setelah terlihat akan membusuk petik buah
tersebut dan diamkan selama satu malam. Keesokannya buah dibelah dan dikerok
bijinya. Lalu masukkan kedalam wadah yang bersih dan biarkan kembali selama
satu malam.
Setelah itu, ayak biji mentimun di air
mengalir sampai selaput yang menyelubunginya hilang. Untuk memudahkan
pengelupasan selaput, campurkan halus abu pada benih tersebut. Pada waktu
pengayakan lakukan sortasi biji. Pilih biji yang tenggelam, tidak hanyut
terbawa aliran air. Kemudian jemur biji mentimun selama 2 hari. Setelah dijemur
sebaiknya biji dikemas dalam botol kaca yang bersih. Simpan biji tersebut
selama 1-2 bulan sebelum digunakan untuk menghilangkan masa dormannya. Benih
yang disimpan dengan baik bisa bertahan hingga satu tahun.
Sehari sebelum budidaya mentimun
dilakukan, siapkan benih dengan cara direndam dalam air hangat selama 3-5 jam
kemudian letakkan di kain basah dan lembab. Setelah 15-24 jam biasanya akan
tumbuh tunas dari biji-biji tersebut, dan benih mentimun siap untuk ditanam
Sebagai
media persemaian dapat digunakan polybag atau kantong plastik transparan.
Sebelum digunakan, media semai disterilkan digunakan dengan Dithane / Cobox
0,2% clan Furadan / Curater sebanyak 15 g / 100 kg media yang di gunakan.
Meskipun benih dapat ditanam langsung, namun untuk mengurangi kegagalan, benih
harus diperlakukan sebagai berikut.
1) Benih
direndam selama 15 menit. Benih yang mengapung harus dibuang.
2) Benih
yang tetap terendam direndam selama 24 jam.
3) Selanjutnya,
benih dipindahkan ke lipatan handuk basah selama 12 jam sampai akan bakal akar
timbul.
4) Ketika
akan akar keluar, benih dapat ditanam langsung di tempat yang telah disiapkan.
Pada musim hujan, pembibitan harus diberikan atap plastik transparan.
B.
Syarat Pertumbuhan
a)
Iklim
Adaptasi mentimun di berbagai iklim cukup tinggi, namun
pertumbuhan optimum pada iklim kering. Sinar matahari yang cukup, suhu
(21,1-26,7) ° C dan tidak banyak hujan. Ketinggian optimum 1000-1200 meter di
atas permukaan laut. Adapun jenis mentimun Jepang sebagai jenis lainnya dapat
hidup di ketinggian tanah sekitar 200-800 m di atas permukaan laut. Pertumbuhan
yang optimal dapat dicapai jika ditanam di tanah yang terletak di ketinggian
400 m di atas permukaan laut.
Iklim yang
cocok untuk tanaman mentimun yaitu:
1)
Ketinggian tempat : 1 - 1.000 m di
atas permukaan laut
2)
Curah hujan tahunan : 800 - 1.000 mm/tahun.
B
3)
ulan basah (di atas 100 mm/bulan) :
5 bulan - 7 bulan
4)
Bulan kering (di bawah 60 mm/bulan):
4 bulan - 6 bulan
5)
Suhu udara : 170 c - 230 C (f)
Kelembaban : sedang - Penyinaran : sedang - tinggi.
b)
Media Tanam
Tanah yang gembur, banyak
mengandung humus, pengelolaan air yang baik, tanah mudah menyerap air, pH tanah
6-7. Tanah diperlakukan dicampur dengan pupuk kandang atau kompos sebanyak
10-20 kg / ha. Setelah itu, membuat bedengan dengan lebar 100 cm dan lebar
20-30 cm saluran air. Panjang bedengan tergantung pada keadaan musim. Jika
musim hujan, bedengan yang dibuat drainase lebih tinggi begitu baik dan aerasi,
30-40 cm.
Sedangkan jika musim
kemarau, bedengan hanya berukuran 20-25 cm. Syarat tumbuh dan budidaya mentimun
ketimun sama budidaya mentimun Jepang. Satu-satunya perbedaan adalah jarak
tanam optimal, panen, dan ukuran buah yang dipanen. Tanaman mentimun Gherkin
optimal 60 x 50 cm. Mentimun ini dapat dipanen sekitar 42 hari dengan ukuran
buah sekitar 6-9 cm atau berdasarkan permintaan.
Tanah yang
cocok untuk tanaman mentimun yaitu:
1)
Tekstur : lempung
2)
Drainase : baik
3)
Kedalaman air tanah : 50 cm - 200 cm dari permukaan tanah
4)
kedalaman perakaran : di atas 15 cm dari permukaan tanah
5)
Kemasan (pH) : 5,5-6,8,
6)
Kesuburan : tinggi.
c)
Pemilihan Benih Dan Persemaian
Biji mentimun Jepang dan
mentimun Gherkin masih diimpor dari negara asal. Sebelum bibit ditanam, media
persemaian harus disiapkan terlebih dahulu. Media pembibitan berupa campuran
tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 7: 3.
Sebagai media persemaian
dapat digunakan polybag atau kantong plastik transparan. Sebelum digunakan,
media semai disterilkan digunakan dengan Dithane / Cobox 0,2% clan Furadan /
Curater sebanyak 15 g / 100 kg media yang di gunakan. Meskipun benih dapat ditanam
langsung, namun untuk mengurangi kegagalan, benih harus diperlakukan sebagai
berikut.Benih direndam selama 15 menit. Benih yang mengapung harus
dibuang.Benih yang tetap terendam direndam selama 24 jam.Selanjutnya, benih
dipindahkan ke lipatan handuk basah selama 12 jam sampai akan bakal akar
timbul.Ketika akan akar keluar, benih dapat ditanam langsung di tempat yang
telah disiapkan. Pada musim hujan, pembibitan harus diberikan atap plastik
transparan.
Jika mentimun ditanam
pada musim kemarau, bedengan dapat dibuat di tempat terbuka. Namun, dalam
beberapa hari pertama, bedengan harus ditutup dengan daun kering. Usahakan
untuk sinar matahari bisa masuk sekitar 35%.
Tanah persemaian disiram
setiap 1-2 hari. Ketika keping daun terbuka, benih disemprot dengan Antracol
dan Cobox (fungisida), Karphos atau Hostathion (insektisida), dan Agrept
(bakterisida) setiap 2 hari. Dosis yang digunakan setengah dari dosis yang
dianjurkan.
2. Pengolahan
lahan secara organik
Pertama-tama bajak atau balik tanah
sedalam 20-30 cm. Pada kondisi tanah dengan pH kurang dari 6 berikan kapur
dolomit sebanyak 1-2 ton per hektar, tergantung keasaman tanah. Campurkan
dengan tanah dan diamkan selama 1-2 minggu.
Buat bedengan dengan lebar 1 meter
tinggi 20-30 cm dan panjang disesuaikan kebutuhan. Buat jarak antar bedengan 30
cm. Tutup bedengan dengan mulsa plastik. Kegunaan mulsa plastik untuk
mempertahankan kelembaban tanah, karena mentimun lebih baik ditanam di musim
kemarau yang penyinarannya penuh. Namun, zona perakaran untuk mentimun harus
tetap dijaga kelembabannya.
Buatlah lubang tanam pada permukaan
mulsa dengan diameter 10 cm, setiap bedengan dua baris lubang tanam. Jarak
antar lubang tanam dalam satu baris 40 cm dan jarak antar baris 50-60 cm.
Berikan pupuk kandang, lebih baik campuran
antara kotoran ayam dengan kotoran kambing atau sapi 1:1. Cara pemberian pupuk
bisa ditebar dalam bedengan kemudian diaduk dengan tanah, atau diletakan pada
lubang tanam. Letakan pupuk sebanyak 0,5-1 kg pada setiap lubang tanam. Total
kebutuhan pupuk untuk satu hektar 20-30 ton. Setelah diberi pupuk biarkan lahan
selama 1-2 minggu.
Pengolahan tanah
Penanaman mentimun dilakukan langsung
dengan tugal. Untuk seluas 1 ha. diperlukan + 2.000 gram biji mentimun. Tanam
mentimun dapat dilakukan dalam satu hari dengan tenaga kerja 10 orang.
Kebutuhan pupuk dan pestisida semua bersangkutan dalam budidaya mentimun.
Petani yang telah mengalami sadar dan tahu bahwa mentimun sangat sensitif
terhadap pupuk dan hama dan penyakit, sehingga mereka tidak ingin mengambil
risiko dengan mengurangi kebutuhan untuk pupuk dan pestisida pada tanaman
timunnya.
Untuk mendapatkan hasil optimal petani
mentimun biasanya menggunakan beberapa jenis pupuk antara lain:
- Urea : 1000 Kg / Ha,
- NPK : 300 Kg / Ha,
- SP-36 : 200 Kg / Ha,
- ZA : 200 Kg / Ha,
- KNO 3 : 50 Kg / Ha,
- KCl : 100 Kg / Ha
- Pupuk daun : 2,5 l / ha, PGR: 2,5 ml / ha,
- Fungisida : 4 Kg / Ha dan,
- Insektisida : 3 l / ha.
Penggunaan pupuk daun jarang ditemukan.
Namun untuk penggunaan hormon dan zat pengatur tumbuh cukup intensif, terutama
memasuki fase generatif. Begitu juga dengan penggunaan insektisida yang sama
sangat intensif dengan fungisida yang sangat membantu dalam mengendalikan
penyakit kresek (Downy mildew).
3. Penanaman
benih mentimun
Tanamlah biji yang telah bertunas, yang
telah disiapkan dengan cara yang sudah diuraikan di atas. Masukkan
masing-masing satu biji kedalam lubang tanam kemudian tutup dengan tanah. Siram
setiap pagi dan sore hari. Setelah 2 hari biasanya benih yang ditanam sudah
mulai tumbuh dan bertunas agak lebih tinggi.
Penanaman Bibit dapat dilakukan jika bibit telah berumur
10-14 hari atau setelah memiliki dua daun. Tanam ini tergantung pada
ketinggian. Penanaman dilakukan 2-4 hari lebih cepat daripada penurunan 200 m
di atas permukaan laut. Bibit yang akan ditanam pertama direndam dalam larutan
0,1% Dithane dan granular pupuk NPK butiran sebanyak 3-6 / bumbung.
Pada
tanah yang telah dibuat bedengan dan pupuk dasar Urea (ZA) 10 g / m², TSP 55 g
/ m² dan KCl 10 g / m² merata. Selanjutnya, tanah itu diberikan Furadan atau
Curater B 5 g / m² ditambah Cobox atau Dithane 0,2%. Setelah itu, penanaman
dapat dimulai. Jarak tanam optimal adalah 120 x 40 cm.
4. Pemeliharaan
dan Perawatan budidaya mentimun
Pada umur 3-4 hari setelah tanam lakukan
pengontrolan tanaman, kemudian segera sulam apabila ada tanaman yang mati atau
gagal tumbuh dengan benih baru. Bersihkan gulma di sekitar are atanam. Pada
umur 2 minggu setelah tanam, biasanya daun sudah mulai muncul. Berikan pupuk
tambahan berupa pupuk cair.
Pupuk cair dibuat dari kotoran kambing
yang telah matang dicampur dengan air. Komposisi campuran 1 kg kotoran kambing
dengan 1 liter air. Campuran tersebut harus didiamkan terlebih dahulu selama
satu minggu. Berikan pupuk cair dengan cara menyiramkannya pada setiap lubang tanam.
Kebutuhan pupuk cair adalah 1 liter per meter persegi.
Untuk mendapatkan buah yang baik,
sebaiknya pasang lenjer atau turus terbuat dari bambu. Pasang satu lenjer bambu
untuk setiap lubang tanam lalu ikatkan setiap empat lenjer bambu pada ujung
atasnya. Bantu tanaman untuk melilit atau memanjat pada bambu tersebut.
a)
Pemupukan
Tanah gambut di Indonesia
tidak hanya bermasalah dengan kemasaman dan kelarutan Al yang tinggi, tetapi
juga miskin hara, terutama hara makro seperti N, P, K, dan Mg. Oleh
karena itu, pengapuran bukannya satu-satunya upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan
produktivitas lahan yang ditempati tanah bersifat asam. Pengapuran yang tidak
disertai dengan pemupukan akan sama buruknya dengan pemupukan yang tidak
didahului pengapuran.
Pemberian pupuk bertujuan
untuk mengembalikan unsur hara yang telah hilang akibat pencucian air tanah,
sehingga kebutuhan akan unsur hara tanaman dapat terpenuhi. Dalam
pengaplikasiaan pupuk meliputi beberapa cara seperti penaburan, penugalan,
pembenaman, penyemprotan dan penyiraman .
Peranan suplai unsur hara
untuk tanaman menunjukan manfaat yang sangat besar dalam meningkatkan
pertumbuhan, hasil, dan kualitas mentimun. Jenis pupuk yang dapat digunakan
pupuk organik berupa pupuk kandang ayam 10 ton/ha, dan pupuk anorganik berupa
Urea 225 kg/ha TSP 120 kg/ha, KCL 100 kg/ha dan curater. Pemupukan dilakukan 2
kali yakni pemberian awal dan pemberian susulan. Pemberian pupuk susulan
terhadap budidaya mentimun dengan mulsa dilakukan setelah tanaman berumur 1
bulan dengan menggunakan pupuk NPK yang dicairkan. Cara pemberiannya dengan
penyiraman dengan dosis 50 g/10 liter air lalu disiramkan disekitar tanaman.
Larutan sebanyak itu digunakan untuk 50 tanaman.
Hasil penelitian Yetti
dan Evawani (2008), mengatakan bahwa pemberian pupuk organik kandang ayam
dengan dosis KCL 25 g/plot berpengaruh nyata pada parameter pengamatan jumlah
umbi per rumpun, tinggi tanaman, berat basa dan berat kering perplot.
Secara keseluruan perlakuan KCL 25 g/plot menunjukan perlakuan terbaik dari
semua pengamatan.
Semua kegiatan
pemeliharaan dan pemanenan dilakukan melewati tanggul berair. Setelah pemopokan
selesai dilanjutkan dengan pemasangan Lanjaran / teturus. Kebutuhan Lanjaran /
teturus adalah 45.000-50.000 batang / ha. Pada usia 12 HST pemupukan berikutnya
dengan cara dikocor. Pupuk susulan dikeringkan terdiri dari Urea: ZA: SP-36:
DAP: KNO 3 dengan perbandingan 1: 1: 1: 1: 1/4 atau 100 gram urea + 100 gram
100 gram ZA + DAP + 25 gram KNO3 dilarutkan dalam 10 liter air.
Pupuk pelengkap dilakukan
sebanyak 5-6 kali, yaitu umur 12 HST, DAT 15, DAT 18, DAT 19, 22 HST dan 25
HST. Perawatan tanaman lainnya yang mengikat teralis mentimun dan cabang.
Penyemprotan insektisida dan fungisida dari usia 10 HST dengan interval 3 hari.
Penyemprotan daun pupuk,
insektisida, fungisida serta ZPT biasanya dijadikan satu agar pemakaian lebih
efisien penggunaan tenaga kerja dan pelaksanaannya juga disesuaikan dengan
keadaan dan usia tanaman serta hama dan penyakit.
Pemupukan susulan
berikutnya diberikan kering dengan lubang tanam antara 4 ditugalkan atau dengan
hanya ditaburkan di tengah bedengan. Pupuk pelengkap kering terdiri dari Urea:
SP-36: KCl dan NPK dengan perbandingan 2: 1/2: 1/2: 1 diberikan pada usia 26
HST.
b)
Pemasangan
Ajir
Mentimun merupakan
tanaman yang bersifat memanjat (Indeterminate), sehingga dalam
pertumbuhannya mentimun membutuhkan tiang penyangga atau ajir sebagai tempat
tegak dan pembentukan buah tanaman tidak terhalang atau terhambat. Dengan
kondisi pertumbuhan seperti ini maka persentase terbentuknya buah yang normal
(lurus) akan lebih banyak dibandingkan dengan buah-buah yang terbentuk abnormal.
Ajir berfungsi untuk:
1)
Tempat tegak tanaman
2)
Mengurangi pembentukan buah abnormal
3)
Mengurangi terserang hama dan
4)
Memudahkan cara pemanenan
c) Perawatan
Perawatan tanaman dimulai
ketika tanaman berumur 5 – 10 hari. Pada umur 5 HST biasanya petani melakukan
penyulaman pada lubang-lubang tanam yang kosong (tidak tumbuh) dan penjarangan
pada lubang tanam yang berisi 3 tanaman/lebih. Setelah kegiatan penyulaman
dilanjutkan dengan penyiangan terhadap rumput dan penutupan rongga tanah
disekitar lubang tanam untuk memperkokoh tegaknya batang timun.
Kegiatan selanjutnya
adalah pemupukan. Pemupukan ditujukan untuk menutup rerumputan yang tumbuh di
atas bedengan serta memberi efek dingin pada media tumbuh sehingga akar dapat
tumbuh dan berkembang dengan baik.
d)
Pengendalihan
Hama dan Penyakit
Hama dan penyakit pada
mentimun sebenarnya tidak terlalu banyak. Pemberantasan dilakukan setelah
terlihat tanda-tanda serangan. Cara pemberatasannya antara lain dengan cara
mekanis (eradiksi/pemotongan daun) maupun dengan cara kimia (penyemprotan
pestisida). Hama yang sering mengganggu yakni Thrips dan Imagothripis yang merusak tanaman dengan cara
menghisap cairan sel. Tanda awal dari kerusakan ini bila daun dihadapkan ke
sinar matahari akan kelihatan bintik berwarna putih. Pengendalian serangan hama
ini dapat dilakukan dengan penyemprotan insektisida
Penyakit yang sering
menyerang yakni Downy mildew
(Pseudomonas cubensis Berk
dan Curt) di awali dengan adanya bintik hitam pada permukaan daun yang kemudian
berubah menjadi kuning, kemudian meluas menjadi bercak. Pemberantasan penyakit
ini dilakukan dengan cara penyemprotan fungisida seperti Benlate dan Dithane.
Penyakit layu sering menyerang pada musim hujan ketika tanah tergenang dan
terlalu basah. Penyebab penyakit layu diakibatkan oleh Fusarium wilt F, dengan cara pengendalian
membuat drainase atau saluran air yang baik dan pembuatan bedeng tanaman yang
tinggi ± 50 cm (Sumpena, 2001).
Hama
yang ditemukan menyerang tanaman mentimun antara lain: kutudaun Aphis gossypii
(Hemiptera: Aphididae), trips Thrips parvispinus (Tysanoptera: Tripidae), kutu
kebul Trialeurodes vaporariorum (Hemiptera: Aleyrodidae), lalat pengorok daun
Liriomyza huidobrensis (Diptera: Agromyzidae), kumbang daun Aulacophora similis
(Coleoptera: Chrysomelidae), dan ulat daun Diaphania indica (Lepidoptera:
Pyralidae). Selain itu juga dijumpai gejala buah bengkok, yang diduga
disebabkan oleh serangan kepik Leptoglossus australis (Hemiptera: Coreidae).
Penyakit-penyakit penting yang terdapat pada lahan pertanaman mentimun adalah
layu yang disebabkan nematoda puru akar Meloidogyne arenaria, embun bulu yang
disebabkan Pseudoperonospora cubensis, bercak daun yang disebabkan Alternaria
sp. dan Colletotrichum sp. dan penyakit mosaik mentimun yang disebabkan
Cucumber Mosaic Virus (CMV). Serangga hama yang banyak menimbulkan kerusakan berat
dan kehilangan hasil panen adalah lalat pengorok daun L. huidobrensis dan
kutudaun A. gossypii. Kehilangan hasil panen juga terjadi karena munculnya
gejala buah bengkok, yang sebagian diduga disebabkan oleh serangan kepik L.
australis. Virus-virus pada tanaman Cucurbitaceae dapat menyebabkan
kegagalan panen dan kerugian ekonomi yang tinggi. Salah satu virus yang
terdapat pada Cucurbitaceae dan terbawa benih adalah Squash mosaic virus. SqMV
berbahaya karena dapat menyebabkan kerugian yang sangat tinggi dan menjadi
penghambat bagi negara penanam Cucurbitaceae seperti Indonesia.
Beberapa penyakit dan hama yang
menyerang mentimu diantaranya dikenal dengan istilah cacantal atau oteng-oteng.
Hama ini menyerang daun dan bisa menyebabkan kematian pada tanaman. Selain itu,
hama yang kerap menyerang mentimun adalah ulat tanah. Hama ini biasanya
menyerang batang yang menjadi pangkal keluarnya daun atau buah. Kedua hama ini
bisa dikendalikan dengan menggunakan biopestisida yang terbuat dari ekstrak
kipait dan gadung yang dicampur dengan air kencing kelinci.
Penyakit yang menyerang budidaya
mentimun adalah busuk daun, tepung putih, antraknosa, bercak daun dan busuk
buah. Penyakit ini bisa dikendalikan secara kultur teknis berupa rotasi tanaman
dan pembuangan bagian tanaman yang terkena penyakit.
Hama
dan penyakit pada timun sebenarnya tidak terlalu banyak. Pemberantasan hama dan
penyakit segera dilakukan setelah terlihat tanda-tanda serangan. Cara
pemberantasannya antara lain dengan cara mekanis (eradiksi/pemotongan daun)
maupun dengan cara kimia (penyemprotan pestisida). Perlakuan terbaik adalah
dengan jalan pencegahan (preventif).
1)
Hama Thrips
Nimfa
dan imago thrips dari ordo Thysamoptera sama-sama merusak tanaman, yaitu meraut
dan mengisap cairan sel. Tanda kerusakan awal adalah apabila daun dihadapkan
pada sinar matahari akan terlihat bintik berwarna putih sebesar tubuh hama itu
sendiri.
Selanjutnya
bintik ini meluas dan akhirnya daun menguning dan mengering. Pengendalian
serangan hama ini dilakukan dengan cara mekanis, yaitu membunuh binatangnya
bila terlihat pada batang tanaman. Cara lainnya adalah dengan jalan memasukkan
larutan insektisida ke sarangnya atau dilakukan penyemprotan insektisida pada
tanaman.
2)
Jangkrik
Jangkrik
dari ordo Ortoptera menyerang tanaman timun gherkin muda di lapang. Jangkrik
ini memotong batang tanaman kemudian potongannya ditinggalkan di tempat atau
dibawa ke sarangnya. Pengendaliannya sama dengan pengendalian pada thrips.
3)
Oteng-oteng atau Kutu Kuya (Aulocophora
similis Oliver).
Kumbang
daun berukuran 1 cm dengan sayap kuning polos. Gejala : merusak dan memakan
daging daun sehingga daun bolong; pada serangan berat, daun tinggal tulangnya.
Pengendalian : Natural BVR atau PESTONA.
4)
Ulat Tanah (Agrotis ipsilon)
Ulat
ini berwarna hitam dan menyerang tanaman terutama yang masih muda. Gejala:
Batang tanaman dipotong disekitar leher akar.
5)
Lalat buah (Dacus cucurbitae Coq.)
Lalat
dewasa berukuran 1-2 mm. Lalat menyerang mentimun muda untuk bertelur, Gejala:
memakan daging buah sehingga buah abnormal dan membusuk. Pengendalian : Natural
METILAT.
6) Kutu daun (Aphis gossypii
Clover)
Kutu berukuran 1-2 mm, berwarna kuning atau kuning
kemerahan atau hijau gelap sampai hitam. Gejala: menyerang pucuk tanaman
sehingga daun keriput, kerititing dan menggulung. Kutu ini juga penyebar virus.
Pengendalian : Natural BVR atau PESTONA.
Penyakit
1)
Busuk daun (Downy mildew)
Penyebab :
Pseudoperonospora cubensis Berk et Curt. Menginfeksi kulit daun pada kelembaban
udara tinggi, temperatur 16 – 22°C dan berembun atau berkabut. Gejala : daun berbercak
kuning dan berjamur, warna daun akan menjadi coklat dan busuk. Pengendalian :
Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
2)
Penyakit tepung (Powdery mildew )
Penyebab : Erysiphe
cichoracearum. Berkembang jika tanah kering di musim kemarau dengan kelemaban
tinggi. Gejala : permukaan daun dan batang muda ditutupi tepung putih, kemudian
berubah menjadi kuning dan mengering. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO
sebelum tanam.
3)
Antraknose
Penyebab : cendawan Colletotrichum
lagenarium Pass.
Gejala: bercak-bercak
coklat pada daun. Bentuk bercak agak bulat atau bersudut-sudut dan menyebabkan
daun mati; gejala bercak dapat meluas ke batang, tangkai dan buah. Bila udara
lembab, di tengah bercak terbentuk massa spora berwarna merah jambu.
Pengendalian : Pemberian Natural
GLIO sebelum tanam.
4)
Bercak daun bersudut
Penyebab : cendawan
Pseudomonas lachrymans. Menyebar pada saat musim hujan.
Gejala : daun
berbercak kecil kuning dan bersudut; pada serangan berat seluruh daun yang
berbercak berubah menjadi coklat muda kelabu, mengering dan berlubang.
Pengendalian : Pemberian
Natural GLIO sebelum tanam.
5)
Virus
Penyebab : Cucumber
Mosaic Virus, CMV, Potato virus mosaic, PVM; Tobacco Etch Virus, TEV; otato
Bushy Stunt Virus (TBSV); Serangga vektor adalah kutu daun Myzus persicae Sulz
dan Aphis gossypii Glov.
Gejala : daun
menjadi belang hijau tua dan hijau muda, daun berkerut, tepi daun menggulung,
tanaman kerdil.
Pengendalian: dengan
mengendalikan serangga vektor dengan Natural BVR atau PESTONA, mengurangi
kerusakan mekanis, mencabut tanaman sakit dan rotasi dengan famili bukan
Cucurbitaceae.
6)
Kudis (Scab)
Penyebab : cendawan
Cladosporium cucumerinum Ell.et Arth. Terjadi pada buah mentimun muda.
Gejala : ada
bercak basah yang mengeluarkan cairam yang jika mengering akan seperti karet;
bila menyerang buah tua, terbentuk kudis yang bergabus.
Pengendalian : Pemberian
Natural GLIO sebelum tanam.
7) Busuk buah
Penyebab :
Cendawan Phytium
aphinadermatum (Edson) Fizt.;
Phytopthora sp.,
Fusarium sp.;
Rhizophus sp.,
Erwinia carotovora pv.
Carotovora. Infeksi terjadi di kebun atau di tempat penyimpanan.
Gejala :
Phytium aphinadermatum:
buah busuk basah dan jika ditekan, buah pecah;
Phytopthora: bercak
agak basah yang akan menjadi lunak dan berwarna coklat dan berkerut;
Rhizophus: bercak agak besah,
kulit buah lunak ditumbuhi jamur, buah mudah pecah;
Erwinia carotovora: buah membusuk, hancur dan berbau
busuk.
Pengendalian: dengan
menghindari luka mekanis, penanganan pasca panen yang hati-hati, penyimpanan
dalam wadah bersih dengan suhu antara 5 – 7 derajat C. Dan pemberian Natural
GLIO sebelum tanam.
7)
Penyakit Downy Mildew
Serangan
penyakit Downy mildew (Pseudomonas cubensis Berk dan Curt) diawali dengan
adanya bintik hitam pada permukaan daun yang kemudian berubah menjadi kuning.
Selanjutnya bintik ini meluas menjadi bercak kotak-kotak berwarna kuning atau
cokelat mengikuti besarnya jala (tulang daun) yang menghubungkan cabang-cabang
pada tulan daun.
Tanda
yang lain adalah terdapatnya jamur berwarna hitam pada bagian bawah daun.
Pengendalian dan pemberantasan penyakit ini dilakukan dengan penyemprotan
fungisida seperti Benlate atau Dithane-45.
8)
Powdery Mildew
Awal
serangan penyakit ini ditandai dengan terdapatnya serbuk halus berwarna putih
pada permukaan atas dan bawah daun. Selanjutnya spora jamur ini akan meluas
merata pada helaian daun sehingga menyebabkan daun menguning, menebal, kaku,
dan melipat ke atas. Pengendalian dan pemberantasannya sama seperti pada
penyakit Downy mildew.
C. PANEN
BUDIDAYA MENTIMUN
Mentimun mulai berbunga pada 20 hari
setelah tanam dan berbuah setelah 40 hari. Panen pertama budidaya mentimun
biasanya dilakukan setelah 75 hari. Pemanenan dilakukan secara bertahap selama 1-1,5
bulan. Panen bisa dilakukan setiap hari, umumnya bisa dipetik 1-2 buah per
tanaman.
Produksi buah mentimun yang baik bisa
mencapai 30 ton per hektar. Mentimun hasil panen harus diletakkan di tempat
sejuk karena buah mentimun akan cepat kehilangan kandungan air. Setelah
dipanen, biasanya mentimun di pack dalam tempat yang mempunyai sirkulasi udara
atau dimasukkan karung untuk dijual ke pasar.
ciri-ciri buah yang dapat
dipanen, yaitu buah masih berduri, panjang buah antara 10-30 cm atau tergantung
jenis yang diusahakan interval panen dilakukan antara 1-2 hari sekali. Panen
dilakukan dengan cara memotong tangkainya dengan pisau atau gunting. Tangkai
buah yang bekas dipotong sebaiknya dicelupkan kedalam larutan lilin untuk
mempertahankan laju penguapan dan kelayuan sehingga kesegaran buah mentimun
dapat terjaga relatif lama.
No comments:
Post a Comment