• motto MOKONDO team

    mencekeram seperti burung, terbang seperti burung,karena kami adalah mokondo team

    lahir atas adanya kebersamaan pada sesama anak rantau dan anak kos yang serba kekurangan tinggal di kota medan

    01. 17. selamat datang di website kami

    Thursday, June 16, 2016

    MENCARI PELUANG USAHA

    MENTIMUN
    (Cucumis sativus L.)

    A.    SEJARAH MENTIMUN

    Mentimuntimun,atau ketimun (Cucumis sativus L.suku labu-labuan atau Cucurbitaceae) merupakan tumbuhan yang menghasilkan buah yang dapat dimakan. Buahnya biasanya dipanen ketika belum masak benar untuk dijadikan sayuran atau penyegar, tergantung jenisnya. Mentimun dapat ditemukan di berbagai hidangan dari seluruh dunia dan memiliki kandungan air cukup banyak di dalamnya sehingga berfungsi menyejukkan. Potongan buah mentimun juga digunakan untuk membantu melembabkan wajah serta banyak dipercaya dapat menurunkan tekanan darah tinggi.
    Habitus mentimun berupa herba lemah melata atau setengah merambat dan merupakan tanaman semusim: setelah berbunga dan berbuah tanaman mati. Perbungaannya berumah satu (monoecious) dengan tipe bunga jantan dan bunga hermafrodit (banci). Bunga pertama yang dihasilkan, biasanya pada usia 4-5 minggu, adalah bunga jantan. Bunga-bunga selanjutnya adalah bunga banci apabila pertumbuhannya baik. Satu tumbuhan dapat menghasilkan 20 buah, namun dalam budidaya biasanya jumlah buah dibatasi untuk menghasilkan ukuran buah yang baik.
    Buah berwarna hijau ketika muda dengan larik-larik putih kekuningan. Semakin buah masak warna luar buah berubah menjadi hijau pucat sampai putih. Bentuk buah memanjang seperti torpedo. Daging buahnya perkembangan dari bagian mesokarp, berwarna kuning pucat sampai jingga terang. Buah dipanen ketika masih setengah masak dan biji belum masak fisiologi. Buah yang masak biasanya mengering dan biji dipanen, warnanya hitam.
    Timun, Ketimun atau Mentimun adalah golongan  sayuran murah meriah dan mudah didapat sepanjang  musim. Mentimun tergolong tumbuhan jenis melon  atau labu yang menghasilkan buah yang dapat dimakan  dan dapat dipanen ketika belum terlalu masak/matang  untuk dijadikan sayuran atau penyegar, tergantung dari  jenisnya. Dalam ilmu botani, nama latin mentimun adalah Cucumis sativus.
    Penamaan tersebut didapat dengan menerapkan sistem penamaan yang disebut Binomial Nomenclatur. Sistem penamaan ini merupakan standar penamaan setiap jenis makhluk hidup berdasarkan kesepakatan internasional. Untuk lebih jelasnya, simak cara penentuan nama binomial berikut ini :
    Pertama-tama, tentukan klasifikasi dari makhluk hidup tersebut, dalam hal ini adalah buah mentimun itu sendiri. Setiap makhluk hidup memiliki 7 level klasifikasi. Tiap klasifikasi menggunakan bahasa latin. Dari ketujuh klasifikasi, ambil dua klasifikasi dengan level terbawah, yaitu klasifikasi genus dan spesies.
    Kedua nama ini kemudian digabungkan menjadi sebuah nama latin yang resmi digunakan sebagai nama binomialnya.

    Berikut ini adalah nama latin dan klasifikasi mentimun :

    Kingdom : Plantae (tumbuhan)
    Division   : Magnoliophita (tumbuhan berbunga)
    Class       : Magnoliopsida (tumbuhan berbiji belah alias tumbuhan dikotil)
    Ordo       : Curcubitales
    Familie    : Curcubitaceae
    Genus      : Cucumis
    Species   : Sativus

    Dari keterangan di atas, dapat terlihat jelas bahwa buah mentimun memiliki genus “Cucumis” dan species “Sativus”. Oleh sebab itu, nama latin mentimun yang digunakan secara resmi di ilmu botani internasional adalah Cucumis sativus.
                Sebenarnya di bawah spesies masih ada lagi klasifikasi yang disebut varietas atau ragam. Misalnya, untuk buah mentimun, varietasnya antara lain adalah:
    a)      Mayapada, Memiliki panjang sekitar 16,0-16,5cm , diameter sekitar 3,0-3,5cm , dan berat sekitar 120-130gram. Ujung buahnya berbentuk meruncing dan warna buah hijau muda sampai sedang.
    b)      Panda, Memiliki panjang sekitar 17-18cm, diameter sekitar 3,5-4cm, dan berat sekitar 120-150gram. Berbentuk lonjong dan berwarna hijau muda.
    c)      Venus, Memiliki panjang sekitar 15-16cm, berdiameter 3,5-4,0cm, dengan berat sekitar 120-130gram. Bentuknya langsing dengan pangkal bulat, daging buahnya manis, sehingga sangat cocok untuk lalap. Serta bertoleransi terhadap penyakit rebah batang dan antraknosa.
    d)     Mars, Memiliki panjang sekitar 15-18cm, berpotensi hasil sekitar 21-30 ton/ha, dengan umur panen 34-55hari.
    e)      Pluto, Memiliki panjang sekitar 11-12,5cm, berpotensi hasil sekitar 13-30 ton/ha, dengan umur panen 33-41hari.
    f)       Saturnus, Memiliki panjang sekitar 15,5-19,5cm, berpotensi hasil sekitar 23-35 ton/ha, dengan umur panen sekitar 32-52 hari.
    Namun, tidak semua makhluk hidup memiliki klasifikasi varietas. Oleh sebab itu, klasifikasi varietas tidak dimasukkan sebagai nama latin resmi dalam sistem Binomial Nomenklatur. Sehingga, nama latin mentimun tetap menggunakan nama genus dan species-nya saja, menjadi Cucumis sativus.


    B.     CARA BUDIDAYA MENTIMUN ORGANIK





    Mentimun atau Cucumis sativus merupakan tanaman yang bisa beradaptasi pada berbagai jenis iklim. Namun, budidaya mentimun lebih maksimal pada kondisi iklim kering dengan penyinaran penuh pada suhu 21-27oC. Sedangkan ketinggian ideal untuk budidaya mentimun adalah 1000-1200 meter dari permukaan laut. Meskipun begitu mentimun masih bisa ditanam didataran rendah.
    Budidaya mentimun organik membutuhkan perawatan ekstra, karena tanaman ini rentan terhadap hama dan cuaca. Mentimun akan lebih bagus ditanam pada tanah yang mengandung hara organik cukup banyak. Tekstur tanah yang baik bagi tumbuh kembang tanaman ini berkadar liat rendah dengan pH 6-7.
    1.      Penyiapan benih mentimun

    A.    Benih
    Dalam konteks budidaya mentimun, benih dituntut memiliki mutu tinggi sebab benih harus mampu menghasilkan tanaman yang berproduksi maksimum. Benih dijamin kwalitasnya dan memiliki mutu tinggi yakni benih yang bersertifikat. Benih bersertifikat pada dasarnya telah lolos tes mutu benih yang meliputi: mutu genetik ,mutu fisiologik dan mutu fisik
    Mutu benih mencangkup  pengertian sebagai berikut:
    1)      Mutu genetik yang merupakan penampilan benih murni dari spesies atau varietas tertentu yang menunjukan genetik dari tanaman induknya. Dengan ciri mutu  benih dan tanaman menyerupai sifat induknya.
    2)      Mutu fisiologik yang mencakup kemampuan  daya hidup atau viabilitas benih seperti daya kecambah dan kekuatan benih. Dengan ciri mutu fisiologik benih yakni, kemampuan benih dalam memecah kulit benih dalam proses perkecambahan dengan munculnya radikel dan memanjangnya hipokotil serta kotiledon dan plumula ke atas permukaan tanah.
    3)      Mutu fisik merupakan penampilan benih bila dilihat kasat mata, antara lain ukurannya homogen, bernas, bersih dari campuran benih lain maupun dari gulma dan bebas dari kontaminasi
    Budidaya mentimun biasanya memperbanyak tanaman melalui biji. Cara mendapatkan benih yang baik adalah dengan menyeleksi mentimun yang pangkalnya kecil namun buahnya panjang dan besar. Biarkan buah mentimun tersebut masak dipohon. Setelah terlihat akan membusuk petik buah tersebut dan diamkan selama satu malam. Keesokannya buah dibelah dan dikerok bijinya. Lalu masukkan kedalam wadah yang bersih dan biarkan kembali selama satu malam.
    Setelah itu, ayak biji mentimun di air mengalir sampai selaput yang menyelubunginya hilang. Untuk memudahkan pengelupasan selaput, campurkan halus abu pada benih tersebut. Pada waktu pengayakan lakukan sortasi biji. Pilih biji yang tenggelam, tidak hanyut terbawa aliran air. Kemudian jemur biji mentimun selama 2 hari. Setelah dijemur sebaiknya biji dikemas dalam botol kaca yang bersih. Simpan biji tersebut selama 1-2 bulan sebelum digunakan untuk menghilangkan masa dormannya. Benih yang disimpan dengan baik bisa bertahan hingga satu tahun.
    Sehari sebelum budidaya mentimun dilakukan, siapkan benih dengan cara direndam dalam air hangat selama 3-5 jam kemudian letakkan di kain basah dan lembab. Setelah 15-24 jam biasanya akan tumbuh tunas dari biji-biji tersebut, dan benih mentimun siap untuk ditanam
    .  
    Sebagai media persemaian dapat digunakan polybag atau kantong plastik transparan. Sebelum digunakan, media semai disterilkan digunakan dengan Dithane / Cobox 0,2% clan Furadan / Curater sebanyak 15 g / 100 kg media yang di gunakan. Meskipun benih dapat ditanam langsung, namun untuk mengurangi kegagalan, benih harus diperlakukan sebagai berikut.
    1)      Benih direndam selama 15 menit. Benih yang mengapung harus dibuang.
    2)      Benih yang tetap terendam direndam selama 24 jam.
    3)      Selanjutnya, benih dipindahkan ke lipatan handuk basah selama 12 jam sampai akan bakal akar timbul.
    4)      Ketika akan akar keluar, benih dapat ditanam langsung di tempat yang telah disiapkan. Pada musim hujan, pembibitan harus diberikan atap plastik transparan.

    B.     Syarat Pertumbuhan
    a)      Iklim
    Adaptasi mentimun di berbagai iklim cukup tinggi, namun pertumbuhan optimum pada iklim kering. Sinar matahari yang cukup, suhu (21,1-26,7) ° C dan tidak banyak hujan. Ketinggian optimum 1000-1200 meter di atas permukaan laut. Adapun jenis mentimun Jepang sebagai jenis lainnya dapat hidup di ketinggian tanah sekitar 200-800 m di atas permukaan laut. Pertumbuhan yang optimal dapat dicapai jika ditanam di tanah yang terletak di ketinggian 400 m di atas permukaan laut.
     Iklim yang cocok untuk tanaman mentimun yaitu:
    1)      Ketinggian tempat : 1 - 1.000 m di atas permukaan laut
    2)      Curah hujan tahunan : 800 - 1.000 mm/tahun. B
    3)      ulan basah (di atas 100 mm/bulan) : 5 bulan - 7 bulan
    4)      Bulan kering (di bawah 60 mm/bulan): 4 bulan - 6 bulan
    5)      Suhu udara : 170 c - 230 C (f) Kelembaban : sedang - Penyinaran : sedang - tinggi.

    b)      Media Tanam
    Tanah yang gembur, banyak mengandung humus, pengelolaan air yang baik, tanah mudah menyerap air, pH tanah 6-7. Tanah diperlakukan dicampur dengan pupuk kandang atau kompos sebanyak 10-20 kg / ha. Setelah itu, membuat bedengan dengan lebar 100 cm dan lebar 20-30 cm saluran air. Panjang bedengan tergantung pada keadaan musim. Jika musim hujan, bedengan yang dibuat drainase lebih tinggi begitu baik dan aerasi, 30-40 cm.
    Sedangkan jika musim kemarau, bedengan hanya berukuran 20-25 cm. Syarat tumbuh dan budidaya mentimun ketimun sama budidaya mentimun Jepang. Satu-satunya perbedaan adalah jarak tanam optimal, panen, dan ukuran buah yang dipanen. Tanaman mentimun Gherkin optimal 60 x 50 cm. Mentimun ini dapat dipanen sekitar 42 hari dengan ukuran buah sekitar 6-9 cm atau berdasarkan permintaan.
    Tanah yang cocok untuk tanaman mentimun yaitu:
    1)      Tekstur : lempung
    2)      Drainase : baik
    3)      Kedalaman air tanah : 50 cm - 200 cm dari permukaan tanah
    4)      kedalaman perakaran : di atas 15 cm dari permukaan tanah
    5)      Kemasan (pH) : 5,5-6,8,
    6)      Kesuburan : tinggi.

    c)      Pemilihan Benih Dan Persemaian 
    Biji mentimun Jepang dan mentimun Gherkin masih diimpor dari negara asal. Sebelum bibit ditanam, media persemaian harus disiapkan terlebih dahulu. Media pembibitan berupa campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 7: 3.
    Sebagai media persemaian dapat digunakan polybag atau kantong plastik transparan. Sebelum digunakan, media semai disterilkan digunakan dengan Dithane / Cobox 0,2% clan Furadan / Curater sebanyak 15 g / 100 kg media yang di gunakan. Meskipun benih dapat ditanam langsung, namun untuk mengurangi kegagalan, benih harus diperlakukan sebagai berikut.Benih direndam selama 15 menit. Benih yang mengapung harus dibuang.Benih yang tetap terendam direndam selama 24 jam.Selanjutnya, benih dipindahkan ke lipatan handuk basah selama 12 jam sampai akan bakal akar timbul.Ketika akan akar keluar, benih dapat ditanam langsung di tempat yang telah disiapkan. Pada musim hujan, pembibitan harus diberikan atap plastik transparan.
    Jika mentimun ditanam pada musim kemarau, bedengan dapat dibuat di tempat terbuka. Namun, dalam beberapa hari pertama, bedengan harus ditutup dengan daun kering. Usahakan untuk sinar matahari bisa masuk sekitar 35%.
    Tanah persemaian disiram setiap 1-2 hari. Ketika keping daun terbuka, benih disemprot dengan Antracol dan Cobox (fungisida), Karphos atau Hostathion (insektisida), dan Agrept (bakterisida) setiap 2 hari. Dosis yang digunakan setengah dari dosis yang dianjurkan.
    2.      Pengolahan lahan secara organik
    Pertama-tama bajak atau balik tanah sedalam 20-30 cm. Pada kondisi tanah dengan pH kurang dari 6 berikan kapur dolomit sebanyak 1-2 ton per hektar, tergantung keasaman tanah. Campurkan dengan tanah dan diamkan selama 1-2 minggu.


    Buat bedengan dengan lebar 1 meter tinggi 20-30 cm dan panjang disesuaikan kebutuhan. Buat jarak antar bedengan 30 cm. Tutup bedengan dengan mulsa plastik. Kegunaan mulsa plastik untuk mempertahankan kelembaban tanah, karena mentimun lebih baik ditanam di musim kemarau yang penyinarannya penuh. Namun, zona perakaran untuk mentimun harus tetap dijaga kelembabannya.
    Buatlah lubang tanam pada permukaan mulsa dengan diameter 10 cm, setiap bedengan dua baris lubang tanam. Jarak antar lubang tanam dalam satu baris 40 cm dan jarak antar baris 50-60 cm.
    Berikan pupuk kandang, lebih baik campuran antara kotoran ayam dengan kotoran kambing atau sapi 1:1. Cara pemberian pupuk bisa ditebar dalam bedengan kemudian diaduk dengan tanah, atau diletakan pada lubang tanam. Letakan pupuk sebanyak 0,5-1 kg pada setiap lubang tanam. Total kebutuhan pupuk untuk satu hektar 20-30 ton. Setelah diberi pupuk biarkan lahan selama 1-2 minggu.

    Pengolahan tanah

    Penanaman mentimun dilakukan langsung dengan tugal. Untuk seluas 1 ha. diperlukan + 2.000 gram biji mentimun. Tanam mentimun dapat dilakukan dalam satu hari dengan tenaga kerja 10 orang. Kebutuhan pupuk dan pestisida semua bersangkutan dalam budidaya mentimun. Petani yang telah mengalami sadar dan tahu bahwa mentimun sangat sensitif terhadap pupuk dan hama dan penyakit, sehingga mereka tidak ingin mengambil risiko dengan mengurangi kebutuhan untuk pupuk dan pestisida pada tanaman timunnya.
    Untuk mendapatkan hasil optimal petani mentimun biasanya menggunakan beberapa jenis pupuk antara lain:
    • Urea : 1000 Kg / Ha, 
    • NPK : 300 Kg / Ha, 
    • SP-36 : 200 Kg / Ha, 
    • ZA : 200 Kg / Ha, 
    • KNO 3 : 50 Kg / Ha, 
    • KCl : 100 Kg / Ha 
    • Pupuk daun : 2,5 l / ha, PGR: 2,5 ml / ha, 
    • Fungisida : 4 Kg / Ha dan, 
    • Insektisida : 3 l / ha. 
    Penggunaan pupuk daun jarang ditemukan. Namun untuk penggunaan hormon dan zat pengatur tumbuh cukup intensif, terutama memasuki fase generatif. Begitu juga dengan penggunaan insektisida yang sama sangat intensif dengan fungisida yang sangat membantu dalam mengendalikan penyakit kresek (Downy mildew).
    3.      Penanaman benih mentimun
    Tanamlah biji yang telah bertunas, yang telah disiapkan dengan cara yang sudah diuraikan di atas. Masukkan masing-masing satu biji kedalam lubang tanam kemudian tutup dengan tanah. Siram setiap pagi dan sore hari. Setelah 2 hari biasanya benih yang ditanam sudah mulai tumbuh dan bertunas agak lebih tinggi.
    Penanaman Bibit dapat dilakukan jika bibit telah berumur 10-14 hari atau setelah memiliki dua daun. Tanam ini tergantung pada ketinggian. Penanaman dilakukan 2-4 hari lebih cepat daripada penurunan 200 m di atas permukaan laut. Bibit yang akan ditanam pertama direndam dalam larutan 0,1% Dithane dan granular pupuk NPK butiran sebanyak 3-6 / bumbung.
    Pada tanah yang telah dibuat bedengan dan pupuk dasar Urea (ZA) 10 g / m², TSP 55 g / m² dan KCl 10 g / m² merata. Selanjutnya, tanah itu diberikan Furadan atau Curater B 5 g / m² ditambah Cobox atau Dithane 0,2%. Setelah itu, penanaman dapat dimulai. Jarak tanam optimal adalah 120 x 40 cm.

    4.      Pemeliharaan dan Perawatan budidaya mentimun


    Pada umur 3-4 hari setelah tanam lakukan pengontrolan tanaman, kemudian segera sulam apabila ada tanaman yang mati atau gagal tumbuh dengan benih baru. Bersihkan gulma di sekitar are atanam. Pada umur 2 minggu setelah tanam, biasanya daun sudah mulai muncul. Berikan pupuk tambahan berupa pupuk cair.
    Pupuk cair dibuat dari kotoran kambing yang telah matang dicampur dengan air. Komposisi campuran 1 kg kotoran kambing dengan 1 liter air. Campuran tersebut harus didiamkan terlebih dahulu selama satu minggu. Berikan pupuk cair dengan cara menyiramkannya pada setiap lubang tanam. Kebutuhan pupuk cair adalah 1 liter per meter persegi.
    Untuk mendapatkan buah yang baik, sebaiknya pasang lenjer atau turus terbuat dari bambu. Pasang satu lenjer bambu untuk setiap lubang tanam lalu ikatkan setiap empat lenjer bambu pada ujung atasnya. Bantu tanaman untuk melilit atau memanjat pada bambu tersebut.
    a)      Pemupukan
    Tanah gambut di Indonesia tidak hanya bermasalah dengan kemasaman dan kelarutan Al yang tinggi, tetapi juga miskin hara, terutama hara makro seperti  N, P, K, dan Mg. Oleh karena itu, pengapuran bukannya satu-satunya upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan produktivitas lahan yang ditempati tanah bersifat asam. Pengapuran yang tidak disertai dengan pemupukan akan sama buruknya dengan pemupukan yang tidak didahului pengapuran.
    Pemberian pupuk bertujuan untuk mengembalikan unsur hara yang telah hilang akibat pencucian air tanah, sehingga kebutuhan akan unsur hara tanaman dapat terpenuhi. Dalam pengaplikasiaan pupuk meliputi beberapa cara seperti penaburan, penugalan, pembenaman, penyemprotan dan penyiraman .
    Peranan suplai unsur hara untuk tanaman menunjukan manfaat yang sangat besar dalam meningkatkan pertumbuhan, hasil, dan kualitas mentimun. Jenis pupuk yang dapat digunakan pupuk organik berupa pupuk kandang ayam 10 ton/ha, dan pupuk anorganik berupa Urea 225 kg/ha TSP 120 kg/ha, KCL 100 kg/ha dan curater. Pemupukan dilakukan 2 kali yakni pemberian awal dan pemberian susulan. Pemberian pupuk susulan terhadap budidaya mentimun dengan mulsa dilakukan setelah tanaman berumur 1 bulan dengan menggunakan pupuk NPK yang dicairkan. Cara pemberiannya dengan penyiraman dengan dosis 50 g/10 liter air lalu disiramkan disekitar tanaman. Larutan sebanyak itu digunakan untuk 50 tanaman.
    Hasil penelitian Yetti dan Evawani (2008), mengatakan bahwa pemberian pupuk organik kandang ayam dengan dosis KCL 25 g/plot berpengaruh nyata pada parameter pengamatan jumlah  umbi per rumpun, tinggi tanaman, berat basa dan berat kering perplot. Secara keseluruan perlakuan KCL 25 g/plot menunjukan perlakuan terbaik dari semua pengamatan.
    Semua kegiatan pemeliharaan dan pemanenan dilakukan melewati tanggul berair. Setelah pemopokan selesai dilanjutkan dengan pemasangan Lanjaran / teturus. Kebutuhan Lanjaran / teturus adalah 45.000-50.000 batang / ha. Pada usia 12 HST pemupukan berikutnya dengan cara dikocor. Pupuk susulan dikeringkan terdiri dari Urea: ZA: SP-36: DAP: KNO 3 dengan perbandingan 1: 1: 1: 1: 1/4 atau 100 gram urea + 100 gram 100 gram ZA + DAP + 25 gram KNO3 dilarutkan dalam 10 liter air.
    Pupuk pelengkap dilakukan sebanyak 5-6 kali, yaitu umur 12 HST, DAT 15, DAT 18, DAT 19, 22 HST dan 25 HST. Perawatan tanaman lainnya yang mengikat teralis mentimun dan cabang. Penyemprotan insektisida dan fungisida dari usia 10 HST dengan interval 3 hari.
    Penyemprotan daun pupuk, insektisida, fungisida serta ZPT biasanya dijadikan satu agar pemakaian lebih efisien penggunaan tenaga kerja dan pelaksanaannya juga disesuaikan dengan keadaan dan usia tanaman serta hama dan penyakit.
    Pemupukan susulan berikutnya diberikan kering dengan lubang tanam antara 4 ditugalkan atau dengan hanya ditaburkan di tengah bedengan. Pupuk pelengkap kering terdiri dari Urea: SP-36: KCl dan NPK dengan perbandingan 2: 1/2: 1/2: 1 diberikan pada usia 26 HST.

    b)     Pemasangan Ajir
    Mentimun merupakan tanaman yang bersifat memanjat (Indeterminate), sehingga dalam pertumbuhannya mentimun membutuhkan tiang penyangga atau ajir sebagai tempat tegak dan pembentukan buah tanaman tidak terhalang atau terhambat. Dengan kondisi pertumbuhan seperti ini maka persentase terbentuknya buah yang normal (lurus) akan lebih banyak dibandingkan dengan buah-buah yang terbentuk abnormal.  
    Ajir berfungsi untuk:
    1)      Tempat tegak tanaman
    2)      Mengurangi pembentukan buah abnormal
    3)      Mengurangi terserang hama dan
    4)      Memudahkan cara pemanenan
    c)      Perawatan 
    Perawatan tanaman dimulai ketika tanaman berumur 5 – 10 hari. Pada umur 5 HST biasanya petani melakukan penyulaman pada lubang-lubang tanam yang kosong (tidak tumbuh) dan penjarangan pada lubang tanam yang berisi 3 tanaman/lebih. Setelah kegiatan penyulaman dilanjutkan dengan penyiangan terhadap rumput dan penutupan rongga tanah disekitar lubang tanam untuk memperkokoh tegaknya batang timun.
    Kegiatan selanjutnya adalah pemupukan. Pemupukan ditujukan untuk menutup rerumputan yang tumbuh di atas bedengan serta memberi efek dingin pada media tumbuh sehingga akar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.

    d)     Pengendalihan Hama dan Penyakit
    Hama dan penyakit pada mentimun sebenarnya tidak terlalu banyak. Pemberantasan dilakukan setelah terlihat tanda-tanda serangan. Cara pemberatasannya antara lain dengan cara mekanis (eradiksi/pemotongan daun) maupun dengan cara kimia (penyemprotan pestisida). Hama yang sering mengganggu yakni Thrips dan Imagothripis yang merusak tanaman dengan cara menghisap cairan sel. Tanda awal dari kerusakan ini bila daun dihadapkan ke sinar matahari akan kelihatan bintik berwarna putih. Pengendalian serangan hama ini dapat dilakukan dengan penyemprotan insektisida
    Penyakit yang sering menyerang yakni Downy mildew (Pseudomonas cubensis Berk dan Curt) di awali dengan adanya bintik hitam pada permukaan daun yang kemudian berubah menjadi kuning, kemudian meluas menjadi bercak. Pemberantasan penyakit ini dilakukan dengan cara penyemprotan fungisida seperti Benlate dan Dithane. Penyakit layu sering menyerang pada musim hujan ketika tanah tergenang dan terlalu basah. Penyebab penyakit layu diakibatkan oleh Fusarium wilt F, dengan cara pengendalian membuat drainase atau saluran air yang baik dan pembuatan bedeng tanaman yang tinggi ± 50 cm (Sumpena, 2001). 
    Hama yang ditemukan menyerang tanaman mentimun antara lain: kutudaun Aphis gossypii (Hemiptera: Aphididae), trips Thrips parvispinus (Tysanoptera: Tripidae), kutu kebul Trialeurodes vaporariorum (Hemiptera: Aleyrodidae), lalat pengorok daun Liriomyza huidobrensis (Diptera: Agromyzidae), kumbang daun Aulacophora similis (Coleoptera: Chrysomelidae), dan ulat daun Diaphania indica (Lepidoptera: Pyralidae). Selain itu juga dijumpai gejala buah bengkok, yang diduga disebabkan oleh serangan kepik Leptoglossus australis (Hemiptera: Coreidae). Penyakit-penyakit penting yang terdapat pada lahan pertanaman mentimun adalah layu yang disebabkan nematoda puru akar Meloidogyne arenaria, embun bulu yang disebabkan Pseudoperonospora cubensis, bercak daun yang disebabkan Alternaria sp. dan Colletotrichum sp. dan penyakit mosaik mentimun yang disebabkan Cucumber Mosaic Virus (CMV). Serangga hama yang banyak menimbulkan kerusakan berat dan kehilangan hasil panen adalah lalat pengorok daun L. huidobrensis dan kutudaun A. gossypii. Kehilangan hasil panen juga terjadi karena munculnya gejala buah bengkok, yang sebagian diduga disebabkan oleh serangan kepik L. australis. Virus-virus pada tanaman Cucurbitaceae dapat menyebabkan kegagalan panen dan kerugian ekonomi yang tinggi. Salah satu virus yang terdapat pada Cucurbitaceae dan terbawa benih adalah Squash mosaic virus. SqMV berbahaya karena dapat menyebabkan kerugian yang sangat tinggi dan menjadi penghambat bagi negara penanam Cucurbitaceae seperti Indonesia.
    Beberapa penyakit dan hama yang menyerang mentimu diantaranya dikenal dengan istilah cacantal atau oteng-oteng. Hama ini menyerang daun dan bisa menyebabkan kematian pada tanaman. Selain itu, hama yang kerap menyerang mentimun adalah ulat tanah. Hama ini biasanya menyerang batang yang menjadi pangkal keluarnya daun atau buah. Kedua hama ini bisa dikendalikan dengan menggunakan biopestisida yang terbuat dari ekstrak kipait dan gadung yang dicampur dengan air kencing kelinci.
    Penyakit yang menyerang budidaya mentimun adalah busuk daun, tepung putih, antraknosa, bercak daun dan busuk buah. Penyakit ini bisa dikendalikan secara kultur teknis berupa rotasi tanaman dan pembuangan bagian tanaman yang terkena penyakit.
    Hama dan penyakit pada timun sebenarnya tidak terlalu banyak. Pemberantasan hama dan penyakit segera dilakukan setelah terlihat tanda-tanda serangan. Cara pemberantasannya antara lain dengan cara mekanis (eradiksi/pemotongan daun) maupun dengan cara kimia (penyemprotan pestisida). Perlakuan terbaik adalah dengan jalan pencegahan (preventif).
    1)      Hama Thrips 
    Nimfa dan imago thrips dari ordo Thysamoptera sama-sama merusak tanaman, yaitu meraut dan mengisap cairan sel. Tanda kerusakan awal adalah apabila daun dihadapkan pada sinar matahari akan terlihat bintik berwarna putih sebesar tubuh hama itu sendiri.
    Selanjutnya bintik ini meluas dan akhirnya daun menguning dan mengering. Pengendalian serangan hama ini dilakukan dengan cara mekanis, yaitu membunuh binatangnya bila terlihat pada batang tanaman. Cara lainnya adalah dengan jalan memasukkan larutan insektisida ke sarangnya atau dilakukan penyemprotan insektisida pada tanaman.
    2)      Jangkrik
    Jangkrik dari ordo Ortoptera menyerang tanaman timun gherkin muda di lapang. Jangkrik ini memotong batang tanaman kemudian potongannya ditinggalkan di tempat atau dibawa ke sarangnya. Pengendaliannya sama dengan pengendalian pada thrips.
    3)      Oteng-oteng atau Kutu Kuya (Aulocophora similis Oliver).
    Kumbang daun berukuran 1 cm dengan sayap kuning polos. Gejala : merusak dan memakan daging daun sehingga daun bolong; pada serangan berat, daun tinggal tulangnya. Pengendalian : Natural BVR atau PESTONA.
    4)      Ulat Tanah (Agrotis ipsilon)
    Ulat ini berwarna hitam dan menyerang tanaman terutama yang masih muda. Gejala: Batang tanaman dipotong disekitar leher akar.
    5)      Lalat buah (Dacus cucurbitae Coq.)
    Lalat dewasa berukuran 1-2 mm. Lalat menyerang mentimun muda untuk bertelur, Gejala: memakan daging buah sehingga buah abnormal dan membusuk. Pengendalian : Natural METILAT.
    6)      Kutu daun (Aphis gossypii Clover)
    Kutu berukuran 1-2 mm, berwarna kuning atau kuning kemerahan atau hijau gelap sampai hitam. Gejala: menyerang pucuk tanaman sehingga daun keriput, kerititing dan menggulung. Kutu ini juga penyebar virus. Pengendalian : Natural BVR atau PESTONA.
    Penyakit
    1)      Busuk daun (Downy mildew)
    Penyebab : Pseudoperonospora cubensis Berk et Curt. Menginfeksi kulit daun pada kelembaban udara tinggi, temperatur 16 – 22°C dan berembun atau berkabut. Gejala : daun berbercak kuning dan berjamur, warna daun akan menjadi coklat dan busuk. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
    2)      Penyakit tepung (Powdery mildew )
    Penyebab : Erysiphe cichoracearum. Berkembang jika tanah kering di musim kemarau dengan kelemaban tinggi. Gejala : permukaan daun dan batang muda ditutupi tepung putih, kemudian berubah menjadi kuning dan mengering. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
    3)      Antraknose
    Penyebab : cendawan Colletotrichum lagenarium Pass.
    Gejala: bercak-bercak coklat pada daun. Bentuk bercak agak bulat atau bersudut-sudut dan menyebabkan daun mati; gejala bercak dapat meluas ke batang, tangkai dan buah. Bila udara lembab, di tengah bercak terbentuk massa spora berwarna merah jambu.
    Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
    4)      Bercak daun bersudut
    Penyebab : cendawan Pseudomonas lachrymans. Menyebar pada saat musim hujan.
    Gejala : daun berbercak kecil kuning dan bersudut; pada serangan berat seluruh daun yang berbercak berubah menjadi coklat muda kelabu, mengering dan berlubang.
    Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
    5)      Virus
    Penyebab : Cucumber Mosaic Virus, CMV, Potato virus mosaic, PVM; Tobacco Etch Virus, TEV; otato Bushy Stunt Virus (TBSV); Serangga vektor adalah kutu daun Myzus persicae Sulz dan Aphis gossypii Glov.
    Gejala : daun menjadi belang hijau tua dan hijau muda, daun berkerut, tepi daun menggulung, tanaman kerdil.
    Pengendalian: dengan mengendalikan serangga vektor dengan Natural BVR atau PESTONA, mengurangi kerusakan mekanis, mencabut tanaman sakit dan rotasi dengan famili bukan Cucurbitaceae.
    6)      Kudis (Scab)
    Penyebab : cendawan Cladosporium cucumerinum Ell.et Arth. Terjadi pada buah mentimun muda.
    Gejala : ada bercak basah yang mengeluarkan cairam yang jika mengering akan seperti karet; bila menyerang buah tua, terbentuk kudis yang bergabus.
    Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
    7)      Busuk buah
    Penyebab : 
    Cendawan Phytium aphinadermatum (Edson) Fizt.;
    Phytopthora sp., Fusarium sp.;
    Rhizophus sp.,
    Erwinia carotovora pv. Carotovora. Infeksi terjadi di kebun atau di tempat penyimpanan.
    Gejala :
    Phytium aphinadermatum: buah busuk basah dan jika ditekan, buah pecah;
    Phytopthora: bercak agak basah yang akan menjadi lunak dan berwarna coklat dan berkerut;
    Rhizophus: bercak agak besah, kulit buah lunak ditumbuhi jamur, buah mudah pecah;
    Erwinia carotovora: buah membusuk, hancur dan berbau busuk.
    Pengendalian: dengan menghindari luka mekanis, penanganan pasca panen yang hati-hati, penyimpanan dalam wadah bersih dengan suhu antara 5 – 7 derajat C. Dan pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
    7)      Penyakit Downy Mildew 
    Serangan penyakit Downy mildew (Pseudomonas cubensis Berk dan Curt) diawali dengan adanya bintik hitam pada permukaan daun yang kemudian berubah menjadi kuning. Selanjutnya bintik ini meluas menjadi bercak kotak-kotak berwarna kuning atau cokelat mengikuti besarnya jala (tulang daun) yang menghubungkan cabang-cabang pada tulan daun.
    Tanda yang lain adalah terdapatnya jamur berwarna hitam pada bagian bawah daun. Pengendalian dan pemberantasan penyakit ini dilakukan dengan penyemprotan fungisida seperti Benlate atau Dithane-45.
    8)      Powdery Mildew 
    Awal serangan penyakit ini ditandai dengan terdapatnya serbuk halus berwarna putih pada permukaan atas dan bawah daun. Selanjutnya spora jamur ini akan meluas merata pada helaian daun sehingga menyebabkan daun menguning, menebal, kaku, dan melipat ke atas. Pengendalian dan pemberantasannya sama seperti pada penyakit Downy mildew.



    C.    PANEN BUDIDAYA MENTIMUN
    Mentimun mulai berbunga pada 20 hari setelah tanam dan berbuah setelah 40 hari. Panen pertama budidaya mentimun biasanya dilakukan setelah 75 hari. Pemanenan dilakukan secara bertahap selama 1-1,5 bulan. Panen bisa dilakukan setiap hari, umumnya bisa dipetik 1-2 buah per tanaman.
    Produksi buah mentimun yang baik bisa mencapai 30 ton per hektar. Mentimun hasil panen harus diletakkan di tempat sejuk karena buah mentimun akan cepat kehilangan kandungan air. Setelah dipanen, biasanya mentimun di pack dalam tempat yang mempunyai sirkulasi udara atau dimasukkan karung untuk dijual ke pasar.
    ciri-ciri buah yang dapat dipanen, yaitu buah masih berduri, panjang buah antara 10-30 cm atau tergantung jenis yang diusahakan interval panen dilakukan antara 1-2 hari sekali. Panen dilakukan dengan cara memotong tangkainya dengan pisau atau gunting. Tangkai buah yang bekas dipotong sebaiknya dicelupkan kedalam larutan lilin untuk mempertahankan laju penguapan dan kelayuan sehingga kesegaran buah mentimun dapat terjaga relatif lama.


    No comments:

    Post a Comment

    my video

    share via line